Dunia UFC telah melahirkan banyak rivalitas legendaris, mulai dari Conor McGregor vs Khabib Nurmagomedov hingga Chuck Liddell vs Tito Ortiz. Namun, tidak ada yang setajam dan sepanas perseteruan antara Jon Jones dan Daniel Cormier .
Dua petarung ini telah bertarung dua kali, dengan Jones memenangkan keduanya, meski salah satu kemenangannya dibatalkan karena kasus doping. Perseteruan mereka tidak hanya terjadi di dalam oktagon, tetapi juga di luar ring.
Mulai dari saling menghina secara pribadi, cekcok saat wawancara, hingga perkelahian di lobi hotel. Delapan tahun setelah pertarungan terakhir mereka, kebencian antara Bones dan DC masih terasa kuat.
Baru-baru ini, Cormier membuat pengakuan mengejutkan saat menjadi bintang tamu di acara Club Shay Shay. Ia membongkar rahasia di balik bayarannya untuk pertarungan pertama melawan Jones.
Meskipun UFC kerap dikritik karena gaji yang rendah, terungkap bahwa promotor sering memberikan bonus besar di luar kontrak. Cormier mengungkapkan bahwa ia menerima bonus fantastis sebesar USD1 juta, atau setara dengan Rp16,4 miliar, setelah pertarungan pertamanya melawan Jones.
Bonus ini diberikan sebagai apresiasi atas kontribusinya dalam mempromosikan duel tersebut. “Saat saya melawan Jon Jones, kontrak saya adalah USD85.000 (untuk tampil dan menang),” kata Cormier dikutip dari GiveMeSport, Selasa (2/9/2025).
“Pada hari Senin, Dana (White, Presiden UFC) menelepon saya dan berkata, ‘Kamu luar biasa (dalam mempromosikan pertarungan). Kami akan mengirimkan cek senilai satu juta dolar’. Itu pertama kalinya saya menghasilkan tujuh digit,” tambahnya.
Pengakuan Cormier ini memberikan gambaran baru tentang cara kerja UFC. Meskipun bayaran pokok para petarung seringkali menjadi sorotan, pihak promotor diketahui memberikan bonus besar secara rahasia sebagai imbalan atas promosi yang berhasil atau pertarungan yang spektakuler. Hal ini menunjukkan bahwa peran petarung di luar oktagon, terutama dalam menarik perhatian publik, sangat dihargai oleh UFC.