Ilia Topuria siap mengukir sejarah baru. Setelah mendominasi divisi bulu, petarung Georgia tak terkalahkan itu akan menjajal tantangan di kelas ringan dengan menghadapi Charles Oliveira untuk memperebutkan gelar juara yang kosong di UFC 317.

Pertarungan ini menjadi sangat dinantikan, terutama setelah pemegang gelar sebelumnya, Islam Makhachev, memutuskan naik ke kelas welter akhir tahun ini. Topuria bukanlah nama asing di Octagon.

Topuria menorehkan rekor fantastis di kelas bulu dengan merebut sabuk juara dari Alexander Volkanovski, dan kemudian mengalahkan Max Holloway sebelum akhirnya memutuskan untuk mencari kejayaan di kelas ringan. Sejak mengalahkan Holloway di UFC 309 Oktober lalu, dan melepas sabuk kelas bulunya, petarung berusia 28 tahun ini telah fokus mempersiapkan debutnya di kelas yang lebih berat.

Motivasi utama Topuria untuk naik kelas adalah kesulitan dalam memangkas lebih dari satu stone (sekitar 6,35kg) untuk mencapai batas kelas bulu. Maret lalu, Ilia telah mengonfirmasi bahwa ia melepas gelar juaranya karena tidak sanggup lagi melakukan penurunan berat badan ekstrem.

“Saya tahu saya tidak akan memangkas berat badan sekarang, dan saya tidak ingin mempertahankan seluruh divisi. Ada orang-orang yang mempersiapkan diri setiap hari, yang berjuang, sama seperti saya, untuk meraih impian mereka,” tutur Topuria dikutip dari Givemesport, Jumat (27/6/2025).

“Mempertahankan gelar akan sangat egois bagi saya. Selain itu, saya adalah juara dunia, terlepas dari apakah saya mengosongkan gelar atau tidak. Saya tidak memerlukan sabuk untuk merasa layak,” tegasnya.

Sejak mengumumkan keputusannya untuk naik kelas, fisik Topuria mengalami perubahan. Foto-foto perbandingan terbaru menunjukkan perbedaan mencolok antara fisik Topuria saat di kelas bulu dan kelas ringan. Dengan massa otot yang jauh lebih besar, Topuria tampak jauh lebih berisi menjelang pertarungan utamanya di T-Mobile Arena akhir pekan ini.

Ini menunjukkan bahwa ia telah menangani transisi ke kelas yang lebih berat dengan sangat baik. Namun, meskipun Topuria terlihat makin sangar di kelas ringan, ia akan menghadapi ujian berat melawan Charles Oliveira.

Petarung Brasil ini memang pernah kalah KO empat kali dari 46 pertandingan MMA-nya, tetapi ia belum pernah kalah KO di Octagon sejak menderita TKO dari Paul Felder hampir delapan tahun lalu. Meskipun kekuatan pukulan Topuria sangat diperhitungkan, mengingat rasio KO-nya sebesar 62,5 persen di UFC, Oliveira yakin ia memiliki kemampuan untuk membalikkan keadaan dan mencatatkan kemenangan KO atas lawannya. Setelah berbulan-bulan spekulasi, semua pertanyaan akan terjawab pada Sabtu malam waktu Las Vegas, saat Topuria dan Oliveira berhadapan di dalam Octagon. Siapa yang akan keluar sebagai juara baru kelas ringan UFC?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Explore More

UFC 316: Cerita Jeka Saragih Bertarung untuk Indonesia, Melawan Pandangan Sebelah Mata

Jeka Saragih bertarung membawa nama Indonesia di pentas UFC. Selama kiprahnya di ajang bergengsi MMA itu, ia juga menghadapi pandangan sebelah mata. Jeka Saragih tahu betul rasanya diremehkan. Petarung asal Simalungun

Profil Deni Daffa, Petarung MMA yang Lolos ke Road to UFC 2025 di China

Profil Deni Daffa akan dibahas di artikel ini. Ia adalah petarung MMA yang bakal berjuang di Road to UFC 2025 di China. Deni Daffa berkesempatan lolos menuju Ultimate Fighting Championship

Tak Lama setelah Jeka Saragih Bilang Indonesia Diremehkan, Langsung Diejek Lawannya Tak Pantas di UFC

Petarung MMA asal Indonesia, Jeka Saragih, dianggap tidak pantas berada di UFC oleh calon lawannya yaitu Yoo Joo-sang dari Korea Selatan. Jeka Saragih akan menghadapi Yoo Joo-sang untuk pertarungan ketiganya